Photobucket

Pengolahan Citra "Program Threshold dengan metode Otsu"

1 komentar
Tugas Pengolahan Citra
Nama : Siko Andriyanto N. (50407807)
            Bhetta Pandu R. (50407198)
Kelas : 4IA11

Pengolahan Citra 
Pengolahan citra merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang banyak melibatkan persepsi visual. Proses ini mempunyai ciri data masukan dan informasi keluaran yang berbentuk citra. Istilah pengolahan citra digital secara umum didefinisikan sebagai pemrosesan citra dua dimensi dengan komputer. Dalam definisi yang lebih luas, pengolahan citra digital juga mencakup semua data dua dimensi. Citra digital adalah barisan bilangan nyata maupun kompleks yang diwakili oleh bit-bit tertentu.
Umumnya citra digital berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar (pada beberapa sistem pencitraan ada pula yang berbentuk segienam) yang memiliki lebar dan tinggi tertentu. Ukuran ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya titik atau piksel sehingga ukuran citra selalu bernilai bulat. Setiap titik memiliki koordinat sesuai posisinya dalam citra. Koordinat ini biasanya dinyatakan dalam bilangan bulat positif, yang dapat dimulai dari 0 atau 1 tergantung pada sistem yang digunakan. Setiap titik juga memiliki nilai berupa angka digital yang merepresentasikan informasi yang diwakili oleh titik tersebut.
Format data citra digital berhubungan erat dengan warna. Pada kebanyakan kasus, terutama untuk keperluan penampilan secara visual, nilai data digital merepresentasikan warna dari citra yang diolah. Format citra digital yang banyak dipakai adalah Citra Biner (monokrom), Citra Skala Keabuan ( gray scale ), Citra Warna ( true color ), dan Citra Warna Berindeks.

Citra Gray 
Graysacale adalah warna-warna piksel yang berada dalam rentang gradasi warna hitam dan putih.


Pada Color Dialog seperti yang terlihat pada gambar diatas, jika memilih warna solid hitam, putih, atau abu-abu, maka akan berada dalam pita warna Grayscale. Apabila tanda panah digeser ( ke atas menuju putih atau ke bawah menuju ke hitam ) maka red, green dan blue akan memberikan nilai yang sama. Untuk pengubahan warna image menjadi grayscale, cara yang umumnya dilakukan adalah dengan memberikan bobot untuk masing-masing warna dasar red, green, dan blue. Tetapi cara yang cukup mudah adalah dengan membuat nilai rata-rata dari ketiga warna dasar tersebut dan kemudian mengisikannya untuk warna dasar tersebut dengan nilai yang sama ( seperti pada contoh color dialog di atas )


Citra Biner
Citra biner diperoleh melalui proses pemisahan piksel-piksel berdasarkan derajat keabuan yang dimilikinya. Piksel yang memiliki derajat keabuan lebih kecil dari nilai batas yang ditentukan akan diberikan nilai 0, sementara piksel yang memiliki derajat keabuan yang lebih besar dari batas akan diubah menjadi bernilai 1.



Secara umum
proses binersisasi citra gray scale untuk menghasilkan citra biner adalah sebagai berikut.
g (x, y) = {1 if f (x, y) >= T} 
g(x, y) = {0 if f (x, y) < T}
dengan g(x,y) adalah citra biner dari citra gray scale f(x,y) dan T menyatakan nilai ambang.
Nilai T dapat ditentukan dengan salah satu dari 3 cara berikut.
1. Nilai Ambang Global (Global Threshold)
T = T{f(x,y)}
dengan T tergantung pada nilai gray level dari pixel pada posisi x,y.
2. Nilai Ambang Lokal (Local Threshold)
T = T{A(x,y), f(x,y)}
dengan T tergantung pada properti pixel tetangga. A(x,y) menyatakan nilai pixel tetangga.
3. Nilai Ambang dinamis (Dynamic Threshold)
T = T{x,y, A(x,y), f(x,y)}
dengan T tergantung pada koordinat-koordinat pixel.


Metode Otsu
Tujuan dari metode otsu adalah membagi histogram citra gray level kedalam dua daerah yang
berbeda secara otomatis tanpa membutuhkan bantuan user untuk memasukkan nilai ambang
Pendekatan yang dilakukan oleh metode otsu adalah dengan melakukan analisis diskriminan yaitu menentukan suatu variabel yang dapat membedakan antara dua atau lebih kelompok yang muncul secara alami. Analisis Diskriminan akan memaksimumkan variable tersebut agar dapat membagi objek latardepan (foreground) dan latarbelakang (background).

Listing Program

function thresh(x);
f=imread('abses_periapikal.jpeg');
f=im2double(f);
%global Thresholding
T=0.5*(min(f(:))+max(f(:)));
done=false;
while ~done
    g=f>=T;
    Tn=0.5*(mean(f(g))+mean(f(~g)));
    done=abs(T-Tn)<0.1;
    T=Tn;
end
display('Threshold(T) - Iterative');
T
r=im2bw(f,T);
figure,imshow(f),title('Original Image');
figure,imshow(r),title('Global Thresholding - Iterative Method');
Th=graythresh(f);
display('Threshold(T) - Otsu''s Method');
Th
s=im2bw(f,Th);
figure,imshow(s),title('Global Thresholding - Otsu''s Method');
%Local Thresholding
se=strel('disk',10);
ft=imtophat(f,se);
Thr=graythresh(ft);
display('Threshold(T) - Local Thresholding');
Thr
lt=im2bw(ft,Thr);
figure,imshow(lt),title('Local Thresholding');
  
OUTPUT


Franchise Susu Kedelai Susno 2G (Susunya Nonjok n Gokil Gan)

0 komentar



RENCANA INVESTASI SEBAGAI TERWARALABA (FRANCHISEE)
“SUSU KEDELAI SUSNO 2G (Susunya Nonjok n Gokil Gan)”

Siapapun yang akan melakukan investasi senantiasa dihadapkan pada pertanyaan berapa biaya yang dikeluarkan dan untuk apa, kemudian disusul dengan pertanyaan berapa perkiraan imbal hasil (rate of return) yang akan diperoleh per hari, per bulan atau per tahun. Dengan demikian, setelah mengetahui semua perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan maka barulah seseorang dapat mengambil keputusan apakah investasi tersebut menguntungkan (profitable) atau tidak. Secara singkat, perhitungan investasi adalah didasarkan pada berapa besar biaya investasi dan berapa besar pendapatan usaha.

Ada 3 hal yang perlu diperhitungkan dalam hal investasi di sektor penjualan makanan/minuman khususnya dalam bentuk usaha sebagai pemegang waralaba (franchisee) “SUSU KEDELAI SUSNO 2G”, yakni :
a)    Besarnya biaya investasi,
b)    Besarnya pendapatan dari penjualan makanan/minuman, dan
c)    Resiko usaha, dan disamping itu, sudah barang tentu biaya produksi/biaya operasional serta biaya atas kekayaan intelektual berupa royalty-fee sebesar 5% (lima persen) dari total hasil penjualan yang dibayarkan setiap bulan, seperti rincian berikut ini.
A. RINCIAN BIAYA
1). Komponen Biaya Investasi
a. Biaya pengadaan gedung sebagai tempat memasak dan gerai (outlet) penjualan. Dalam hal ini, bisa dalam bentuk biaya pembangunan, pembelian, atau sewa/kontrak yang besarnya tergantung pada harga pasar setempat. Untuk menghitung komponen biaya pengadaan tempat ini dapat dilihat dari besarnya biaya penyusutan atau biaya sewa gedung per bulan.
b. Biaya pengadaan/pembelian peralatan
Peralatan yang diperlukan adalah alat membuat susu kedelai dan variannya, furniture di gerai termasuk alat pembuat susu dan mesin pencatat penerimaan hasil penjualan (cash register).
c. Biaya kelengkapan tampilan gerai (outlet)
Sudah barang tentu, agar gerai (outlet) dapat dikenal orang dengan mudah, maka tampilannya harus mempunyai ciri khusus yakni berupa papan-nama dalam bentuk neon-box/sign bertuliskan “Susu Susno 2G” disertai dengan logo dan keterangan lainnya yang ditentukan oleh pihak manajemen. Jumlah neon-box/sign yang dipasang di masing-masing gerai adalah minimum 2 buah, yakni di luar gedung atau bagian luar gedung dan di dalam gedung
d. Biaya pembelian kelengkapan untuk operator/pegawai/pramusaji
Ciri utama dari usaha waralaba adalah keseragaman (standarisasi) yang tidak hanya terbatas pada produk makanannya akan tetapi juga pelayanannya, termasuk pula pakaian dan tanda pengenal para pegawai/operatornya.
e. Biaya promosi
Jika diamati, tidak ada satupun usaha yang dapat menjadi besar tanpa melakukan promosi. Mengapa demikian? Karena tidak mungkin suatu usaha di suatu tempat yang baru langsung begitu saja secara spontan dikenal masyarakat luas di daerah tersebut tanpa terlebih dahulu diperkenalkan dalam bentuk promosi yang secara gencar dan benar, meskipun sebenarnya usaha tersebut telah terkenal di tempat lain. Promosi ini harus sudah dilakukan sebelum pembukaan gerai dan dilakukan secara berkala pada suatu waktu apabila dipandang perlu, misalkan pada saat bulan puasa/lebaran, masa liburan sekolah dan lain sebagainya. Dalam hal ini, kami sediakan Buku Panduan Umum Promosi.
f. Franchise-fee
Merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh calon terwaralaba (franchisee) untuk mendapatkan hak menggunakan nama- perusahaan “Susu Susno 2G (Susunya Nonjok n Gokil Gan)” dan memproduksi bakso beserta variannya berdasarkan standar-mutu yang telah ditetapkan oleh pemberi hak waralaba (franchisor) termasuk untuk kegiatan pelatihan cara pembuatan, tenaga manajemen dan pelayanan. Dibandingkan dengan kegiatan waralaba di sektor penjualan makanan lainnnya, besarnya franchise-fee “Susu Susno 2G (Susunya Nonjok n Gokil Gan)” adalah relatif murah.
2) Komponen Biaya Produksi/Operasional
a. Pembelian bahan-baku : kacang kedelai, daun seledri, gula pasir, daun jeruk, panili, coklat, garam dan beberapa bahan lain yang diperlukan dapat dilakukan sendiri oleh terwaralaba (franchisee) dengan bimbingan dan bantuan dari pihak pemberi hak waralaba (franchisor).
b. Pengadaan bumbu rahasia serta bahan pendukung lainnya dilakukan pemberi hak waralaba (franchisor) yang tergantung pada target atau perkiraan kebutuhan di lapangan.
Catatan: Pihak terwaralaba (franchisee) harus membayar uang jaminan (security deposit) sebesar 60% (enam puluh persen) dari total perkiraan biaya pengadaan bahan yang akan disediakan/dipasok oleh pemberi hak waralaba (franchisor). Uang jaminan (security deposit) ini harus sudah diserahkan kepada pemberi hak waralaba seminggu sebelum kegiatan operasional
produksi/ penjualan dilaksanakan. Uang jaminan (security deposit) ini akan dikembalikan lagi
kepada pihak terwaralaba (franchisee) seminggu setelah berakhirnya kontrak perjanjian kerjasama waralaba.
3). Royalty Fee
Merupakan biaya yang harus dibayarkan kepada pemberi hak waralaba (franchisor) untuk keperluan pembinaan manajemen, pengembangan mutu, pemasaran-umum secara terpusat, pembuatan buku petunjuk dan administrasi. Besarnya royalty-fee adalah 5% (lima persen) dari total hasil-penjualan kotor atas susu beserta variannya, segala jenis minuman lainnya yang dibayarkan setiap bulan dan disetorkan ke rekening pemberi hak waralaba (franchisor) pada Bank yang ditunjuk, paling lambat tanggal 9 bulan berikutnya dari masa penjualan.
4). Komponen Biaya Persiapan
Sebagaimana dimaklumi bahwa setelah permohonan atas hak waralaba disetujui, tahap berikutnya adalah survey lapangan yang dilakukan oleh pihak pewaralaba (franchisor) dan atau tim manajemennya. Semua biaya perjalanan dan akomodasi untuk survey lapangan adalah ditanggung oleh pihak calon terwaralaba (franchisee). Petugas survey lapangan ini dilakukan sendiri oleh pemilik hak merek dagang fee “Susu Susno 2G (Susunya Nonjok n Gokil Gan)” dibantu oleh 1 (satu) orang. Survey merupakan tahapan crucial karena untuk melihat potensi pasar (konsumen), ketersediaan bahan baku di pasar sacara rutin, dan kondisi para pesaing
yang telah ada di daerah tersebut (dilihat bagaimana produk dan harga-jualnya). Survey dilakukan sematamata bertujuan untuk melindungi kepentingan calon terwaralaba (franchisee), yakni jangan sampai investasinya mengalami kegagalan. Artinya, pihak pemilik hak waralaba (franchisor) tidak begitu saja langsung menyetujui setiap permohonan secara asal-asalan demi mengeruk keuntungan pribadi dari penerimaan franchise-fee yang besarnya puluhan juta rupiah dan tidak peduli apakah calon terwaralaba (franchisee) akan mengalami kerugian di kemudian hari. Dengan berat hati kami akan menolak/tidak menyetujui beberapa permohonan karena dianggap tidak profitable. Sekali lagi, kami, pewaralaba (franchisor) merek dagang fee “Susu Susno 2G (Susunya Nonjok n Gokil Gan)” bukanlah petualang yang menjual sesuatu tanpa bukti dengan cara mengelabui para investor demi kepentingan pribadi dan bersifat sementara saja. Mengapa kepentingan sementara saja, tidak lain karena : jika pewaralaba (franchisor) hanya ingin mengejar franchise-fee senilai puluhan juta, sementara akhirnya kegiatan
terwaralaba (franchisee) mengalami kegagalan, maka kegagalan ini sudah barang tentu menjadi boomerang bagi pewaralaba (franchisor) berupa brand-image dan brand-equity perusahaan menjadi pudar pelan-pelan kemudian akan merugikan dalam jangka panjang. Dengan demikian, survey lapangan atau pasar ini tidak lain bertujuan untuk melindungi kepentingan calon terwaralaba (franchisee) dan pewaralaba (franchisor) sendiri.
B. PERKIRAAN HASIL PENJUALAN
Memang dimaklumi bahwa selain pewaralaba (franchisor) sendiri, tidak ada seorangpun yang dapat membuat perkiraan yang mendekati kenyataan terhadap berapa besar hasil penjualan suatu gerai (outlet). Oleh karena itu, demi kepentingan calon terwaralaba (franchisee) agar tidak mengalami kegagalan, maka pihak pewaralaba (franchisor) akan melakukan survey pasar terhadap potensi penjualan fee “Susu Susno 2G (Susunya Nonjok n Gokil Gan)” di lokasi bersangkutan. Dalam survey pasar ini akan dilakukan peninjauan terhadap lokasi/posisi
gerai, kondisi fisik (tempat masak dan gerai jualan), akses ke lokasi, dan bagaimana kondisi pesaing yang telah ada di pasar. Untuk mengetahui bagaimana para pesaing, pihak pewaralaba (franchisor) akan melihat secara on the spot mengenai produk susu (rasa, bentuk, tampilan dan mutunya) dan harga jual yang ditawarkan oleh para pesaing. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan ini, maka pewaralaba (franchisor) akan memutuskan apakah hasil penjualan dari gerai yang akan didirikan oleh calon terwaralaba (franchisee) tersebut adalah menguntungkan setelah diperhitungkan dengan dana investasi, berbagai biaya lainnya serta biaya produksi/operasional. Artinya, perkiraan apakah hasil penjualan dari suatu gerai (outlet) dapat menguntungkan atau tidak, baru bisa ditentukan setelah diketahui secara persis potensi pasar berdasarkan hasil survey lapangan. Dengan demikian, sekali kita sudah mendapatkan perkiraan hasil penjualan, maka kita dapat menentukan apakah investasi dalam bentuk memegang hak waralaba (frachising) ini menguntungkan. Ada jalan lain, untuk mengetahui apakah calon gerai (outlet) yang akan dibangun dapat memberikan keuntungan, yakni dengan jalan mengamati suatu gerai (outlet) yang sudah berjalan di tempat lain. Kemudian membandingkan kondisi gerai yang sudah berjalan tersebut dengan kondisi dan situasi calon gerai yang akan didirikan. Jika situasi, kondisi dan potensinya dianggap sama, maka kita bisa membuat keputusan bahwa calon gerai yang akan kita buka akan juga dapat memberikan keuntungan.
ILUSTRASI PERKIRAAN KEUNTUNGAN
Keuntungan Bisnis
Biaya Investasi Awal Paling Ringan (paket outdoor)
(Rp. 5.000.000,-)
Return on Investment Paling Cepat
(penjualan 70 cup susu sehari ROI = 3, 4 bulan)
Modal Kecil, Untung Besar
(Modal Kerja : Rp. 2.000 - 5.000,- / cup
Harga Jual : Rp. 3.000 – 8.000,-)

“Susu Susno 2G (Susunya Nonjok n Gokil Gan)” :
(perhitungan ini hanya ilustrasi)

Analisa Usaha
Biaya Investasi Awal: Rp.4.000.000
Penjualan rata2/hari: 70 cup/hari
Harga jual susu kedelai : Rp.3000
Omset per bulan: Rp.70 cup x 30 hari x Rp.3000= Rp.6.300.000

Royalti fee : Rp.6.300.000,- x 5% = Rp 315.000
Biaya variabel
Sewa tempat : RP. 500.000
SDM : Rp.900.000
Modal Kerja : Rp.4.600.000

Net Profit : Rp 2.215.000,-
return on investment: 3 bulan
Contoh Perhitungan Modal Kerja
Modal Biaya per-cup : Rp. 2.000,-
Penjualan rata-rata/ hari: 70 cup
Hari Kerja : 30 hari
Omset Perbulan : (Rp6.300.000,- + Rp 315.000,-) - Rp. 4.600.000,- = Rp 2.215.000,-

C. Menu Franchise
Disini ada adalah menu-menu franchise yang menjadi andalan dari “Susu Susno 2G (Susunya Nonjok n Gokil Gan)” dan semuanya adalah 100% halal dan kreasi resep sendiri. Berikut adalah menunya :
Susu kedelai biasa *****
susu polri = polong strowberri ****
susu komjen = kombinasi jeruk nangka ****
susu kombes = kombinasi blue berry ***
susu pajak = pisang jambu klutuk ****
susu kabareskrim = kacang bareng eskrim *****
susu jendral = jeruk nanas duren nakal *****
susu gayus = mangga maknyus *****
susu jaksa = jambu markisa ****
susu suap = susu asem pedes *****
susu kpk = kedelai pisang kelapa ****
susu sri mulyani = srikaya mengkudu gokil yang berani ****

nb : “*” menunjukkan survey dari pembeli.

D. RESIKO USAHA
Berdasarkan pengalaman dan kenyataan yang ada, salah satu keuntungan dan keunggulan bisnis penjualan suatu produk dalam format sebagai terwaralaba (franchisee) adalah memiliki resiko usaha yang sangat kecil. Mengapa demikian? Tidak lain karena brand-name produk tersebut adalah telah sangat kuat di pasar, sehingga calon investor (franchisee) tidak perlu ragu-ragu lagi. Berbeda dengan investasi dalam bentuk penjualan produk-baru yang penuh tantangan apakah produk tersebut diterima pasar atau tidak. Sehingga, ada proses coba-coba (trial and errors) yang akan memerlukan pengorbanan tenaga, waktu, riset pasar dan dana investasi yang besar.

Kelompok :
1. Bhetta Pandu R.     (50407198)
2. Hilman Fikri            (50407955)
3. Siko Andriyanto N. (50407807)

BISNIS KATERING

0 komentar
 
Saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih memilih untuk memesan makanan daripada membuatnya sendiri dengan alasan pertimbangan waktu dan tenaga walaupun memang sedikit mahal. Dari pemikiran inilah saya mempunyai ide untuk membuat bisnis katering makanan.

PERENCANAAN

Bisnis katering ini dapat dilakukan oleh hanya seorang pengusaha dengan mempekerjakan beberapa karyawan atau dengan bagi modal dari beberapa orang untuk membangun usaha ini. Untuk yang memiliki modal kecil sebaiknya membangun usaha ini dengan patungan dari beberapa orang dan menggunakan sistem bagi hasil nantinya. Dimana setiap orang yang bergabung dalam usaha ini memiliki tugasnya masing-masing. Disetiap memulai bisnis haruslah kita memikirkan prencanaannya secara matang. Rencana usaha diperlukan untuk perlindungan bisnis katering kita. Kita perlu memiliki wawasan yang luas, dan tiap masalah minimal telah kita periksa. Misalnya dalam paket catering pernikahan atau katering ulang tahun masalahnya apa saja. Mulai dari masalah produksi, staf, produknya (menu), pemasaran, logistik ,dan promosi, semuanya harus masuk "check-list". Hal ini untuk menghindarkan situasi yang tumpang-tindih dan manajemen tambal sulam di masa mendatang. Kita tidak perlu membuat rencana kerja setebal 100 halaman misalnya, tapi cukup 2 halaman saja. Namun segala aspek dari bisnis katering telah kita pikirkan. Didalam perencanaan usaha ini terdiri dari beberapa aspek, diantaranya :
a) Target Pasar
Target pasar adalah seluruh kalangan masyarakat yang ingin berefisien waktu dan tenaga.
Pesaing kita dari perusahaan katering lainnya
b) Konsep pemasaran
terdiri dari 3 elemen (Price+Place+Promotion). Kita harus mensurvei para pesaing kita. Misalnya saja menentukan apa 10 menu terpopuler untuk katering di tempat kita. Langkah berikutnya, bertanya kepada diri kita sendiri untuk maju selangkah lebih maju. Misalnya, dengan melakukan inovasi. Mampukah kita menciptakan hal-hal yang baru dengan 10 menu populer itu. Contoh, bagaimana caranya membuat nasi goreng kita beda dan terlihat lebih unik serta kalau bisa catering murah.
 c) Penetapan Harga
Untuk menetapkan harga kita perlu melakukan riset dan membandingkannya dengan strategi harga kita. Tidak jarang harga kita terlalu mahal karena sistem produksi yang salah dan tidak efektif. Kita perlu mencari suplier yang mampu mensuplai bahan baku dengan harga yang benar-benar murah, sehingga bisa menghasilkan katering murah.
C0NTOH DAFTAR MENU NASI KOTAK
NASI KUNING
Nasi kuning
Mie
Kering tempe
Ayam goreng
Perkedel
Krupuk udang
Rp. 7.500,-
NASI PUTIH/URAP
Nasi Putih
Urap – urap
Trancaman
Ayam bumbu rujak
Rempeyek
Rp. 7.500,-
Dan lain-lain tergantung makanan yang dipesan.
d) Operasional
Masalah-masalah teknis yang menyangkut seluk beluk pekerjaan perlu dipersiapkan rapi. Mulai menghitung kemampuan diri, keterampilan yang dimiliki yang menyangkut bidang pekerjaan itu. Misalnya untuk usaha katering, paling tidak yang dibutuhkan adalah mengerti tentang masakan, syukur-syukur bila kita pandai memasak, dan lebih baik lagi bila kita adalah seorang ahli memasak. Untuk menjadi pengusaha katering tidak harus menjadi ahli masak dulu, tapi yang terpenting adalah mampu mengelola usaha itu, sementara untuk tenaga ahli yang bisa memasak, kita bisa melakukan prekrutan. Telah di jabarkan di atas bahwa katering ini dikelola bersama-sama dan tiap orang punya tugas masing-masing. Cara penjaminan mutu dengan cara kita hanya akan berproduksi setelah mendapatkan pesanan jadi masakan dijamin masih segar. Lokasi bisnis ini di jalankan ditempat keramaian. Misalnya di kantor-kantor, dekat dengan lembaga pendidikan dan mudah dijangkau semua orang.

PRODUKSI

Sudah menjadi kelaziman bahwa usaha katering bekerja berdasarkan pesanan. Kegiatan produksi dimulai apabila telah pesanan telah diterima dikarenakan katering ini tidak seperti warung-warung makan yang memasak dahulu masakannya kemudian menjualnya. Maka, tanpa pesanan, kegiatan produksi perusahaan katering tidak bekerja. Yang bekerja sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah pemasaran, keuangan dan administrasi.
 
MODAL AWAL

Disini kita ambil contoh bahwa modal ini adalah hasil dari ptungan modal yang terdiri dari 5 orang.  Modal dari bagi modal yang terdiri dari 5 orang, per orangnya mengeluarkan modal Rp 1.000.000,00. Jadi Modal awal kita sebesar Rp 5.000.000,00.
CONTOH PENGELUARAN AWAL
1. Kas Rp 5.000.000,00
Modal Rp 5.000.000,00
(Setoran untuk modal awal)
2. Bahan baku Rp 2.000.000,00
Kas Rp 2.000.000,00
(Pembelian Bahan baku)
3. Peralatan R1.000.000,00
Kas Rp 1.000.000,00
(Pembelian Peralatan)
4. Transportasi Rp 200.000,00
Kas Rp 200.000,00
5. Dll.

DISTRIBUSI DAN PROMOSI
 
Bisnis katering adalah bisnis kepercayaan dan “rasa”. Untuk membuka pasar kita bisa memulai dari acara-acara hajatan keluarga sendiri yang kita kelola sendiri kateringnya dan di setiap meja penyajian kita tempelkan nama katering kita sebagai tanda pengenal dan promosi. Akan lebih baik jika kita sudah menyediakan brosur dan kartu nama. Jika kita bisa mengelola pelayanan katering di hajatan keluarga dengan baik maka semua kenalan dan relasi akan mengetahui kemampuan kita. Untuk mengetahui kualitas dan nikmatnya masakan kita bisa memulai dengan memasak dan menyajikan berbagai menu dalam setiap acara arisan keluarga, RT atau perkumpulan yang kita ikuti dan dengarkan dna minta komentar tamu kita. Dari sini kepercayaan kepada anda akan muncul dan akan tersebar dari mulut ke mulut ini terkadang lebih efektif dibandingkan kita menyebar brosur dan beriklan tanpa pernah kita menunjukkan kemampuan kita di sebuah acara. Dalam bisnis yang utama adalah kesinambungan order maka untuk memperoleh order konsep pemasaran yang lebih komprehensif perlu difikirkan. Penawaran door to door di instansi-instansi pemerintah juga bisa dilakukan. Di awal kita membuka usaha, buatlah promosi. Salah satu caranya adalah dengan menawarkan harga miring untuk setiap pemesanan dan jangan pelit/segan memberikan sample masakan/mengundang makan orang-orang yang memiliki kuasa untuk mengambil keputusan di sebuah perusahaan/intansi..

KEUNTUNGAN

Disini kita mencoba membuat simulasi perhitungan keuntungan dengan contoh yang sederhana.
Minimal mendapat 4 kali pesanan
2 x Partai Besar (Minimal 200 Porsi @ Rp 7.500,00)
2 x (200 Porsi x Rp 7.500,00) = Rp 3.000.000,00
2 x Partai Kecil (Minimal 50 Porsi @ Rp 8.000,00)
2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) = Rp 800.000,00 +
Perkiraan Pendapatan minimal 1 bulan Rp 3.800.000,00

Jurnal Transaksi dalam 1 bulan

1. Biaya Angkut (4 @ Rp 50.000,00) Rp 200.000,00
Kas Rp 200.000,00
2. Biaya Tenaga Kerja (5 orang @ Rp 50.000,00 x 4 Pesanan)
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.000.000,00
Kas Rp 1.000.000 ,00
3. Biaya Bahan Baku(@ Rp 4.000,00).
Rp 4.000,00 x 500 Porsi = Rp 2.000.000,00
Biaya Bahan Baku Rp 2.000.000,00
Kas Rp 2.000.000,00

Laporan Laba /Rugi dalam 1 Bulan

Pendapatan
Porsi Besar 2 x(200 Porsi x Rp 7.500,00) =Rp 3.000.000,00
Porsi Kecil 2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) =Rp 800.000,00 +
Rp 3.800.000,00
Biaya-biaya
Biaya Angkut Rp 200.000,00
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.000.000,00
Biaya Bahan Baku Rp 2.000.000,00 +
Rp 3.200.000,00 +
Laba Rp 600.000,00

Anda tertarik mencoba??

Membangun Usaha Warung Internet

0 komentar


Usaha warnet sebenarnya cukup mudah untuk didirikan dan dijalankan. Betapa tidak, dengan membeli komputer, misalnya 10 buah, kemudian menginstalnya dengan software, lalu membuat jaringan agar komputer satu dengan yang lainnya terhubung, dan akhirnya mengalirkan koneksi internet ke jaringan tersebut, maka jadilah usaha warnet.
Untuk mengelolanya juga tidak diperlukan orang-orang yang mempunyai skill tinggi dengan gaji yang mahal. Cukup lulusan sma yang mengerti tentang komputer. Mungkin karena mudahnya, banyak orang yang berlomba-lomba mendirikan usaha warnet ini.

Jika kita melewati jalan-jalan besar dan disekitar jalan tersebut terdapat universitas, kos-kosan mahasiswa, atau perumahan padat,maka hampir dipastikan ada usaha warnet yang berdiri disitu. Jumlah dari usaha warnet itu tidak hanya satu, bahkan bisa lebih dari 3 untuk lokasi yang berdekatan.
Walaupun sudah ada tiga usaha atau lebih, tetap saja ada warnet baru yang bermunculan. Mereka bertarung untuk mendapatkan pelanggan yang sama. Selain dari pembuatannya mudah, trend teknologi sebenarnya juga mempunyai andil besar dalam pembentukan pasar dari usaha warnet. Komunikasi dan informasi tiada batas itulah yang ditawarkan internet.
Menjamurnya usaha warnet membuat persaingan semakin keras. Mereka bertarung tidak hanya dari sisi kenyamanan, spesifikasi komputer, dan kecepatan koneksi internet, bahkan dari sisi harga. Harga diturunkan sampai merusak pasaran untuk memancing pelanggan. Jika kita ingin bertahan, sudah selayaknyalah kita mempunyai keuntungan kompetitif dari warnet yang lain.
Langkah Awal Membangun Warnet
Jika yang ingin kita bangun adalah Warung Internet murni tanpa games, maka salah satu
penghematan yang bisa dilakukan adalah dengan memilih Sistem Operasi (OS) Linux,
sehingga kita sedikitnya bisa melakukan penghematan hampir 1 juta rupiah setiap PCnya.
Kenapa Linux ? kan ada OS lain yang lebih mudah dan sudah familiar ? Pertanyaan ini
memang kadang masih sering muncul terutama pada masyarakat awam yang belum
tersentuh sosialisasi HAKI sehingga masih menganggap software bajakan sebagai hal yang
biasa dan dibolehkan, dengan memberikan justifikasi beberapa contoh warnet – warnet,
instansi pemerintah dan swasta yang masih menggunakan software bajakan. Memang
pilihan tetap ditangan masing masing dengan segala resikonya, pengen nyaman dan legal
atau illegal dengan selalu was was dibayangi isyu sweeping.
Faktor Penimbang memilih Linux
Memilih Linux sebagai sistem operasi dibanding menggunakan sistem operasi yang
berbayar semacam Microsoft Windows memang membutuhkan kajian yang cukup
mendalam, ada keuntungan dan kerugian dalam sebuah pilihan, dan itu pasti ! Diantara
Faktor – faktor penimbang itu adalah :
1.Biaya Investasi yang relatif minim dibanding OS berbayar
2.Adanya kemampuan dan kemauan SDM.
3.Hasil pengkajian bahwa Linux Desktop sebenarnya mudah.
4.Adanya penyesuaian bentuk tampilan dan isi dari OS Linux yang dipilih agar mudah
digunakan oleh pelanggan yang sudah terbiasa dengan OS Windows.
5.Kebutuhan software pendukung yang sudah ada di System Operasi Linux dan semuanya
OpenSource.
6.Dukungan driver hardware yang sudah lengkap pada System Operasi Linux.
7.Optimisme bahwa kemudahan penggunaan System Operasi adalah karena faktor
kebiasaan.
8.Meningkatkan pelayanan bagi pelanggan.
9.Melakukan Training penggunaan Linux sebagai System Operasi di warnet.
1. Biaya investasi yang relatif murah dibanding OS berbayar
Pemakaian OpenSource Software memang tidak membutuhkan biaya, sehingga tidak ada
investasi untuk pengadaan / pembelian software, baik itu untuk Operating System, maupun
aplikasi pendukungnya.
2. Adanya kemampuan dan kemauan seluruh SDM.
Memilih Linux sebagai OS di warnet tidak cukup hanya didukung dengan kemampuan dari
team teknis saja, melainkan kemauan yang kuat dari personal SDM warnet sampai para
pemiliknya dalam inovasi pemakaian OpenSource ini, sehingga 2 kekuatan tersebut bisa
tersinergis dengan baik.
Persiapan team Teknis dalam meramu Linux Desktop, Pelayanan Customer Service yang
ramah dan siap melakukan edukasi, Strategi pemasaran dan sosialisasi dari kebijakan
Managerial merupakan rumus yang wajib dipunyai oleh warnet Linux.
3. Linux Desktop sebenarnya mudah
Perkembangan Linux sebagai OS OpenSource dari hari ke hari semakin baik, sehingga
sekarang ini sebenarnya Linux Desktop sudah sangat mudah dan nyaman digunakan,
bahkan dari segi tampilanpun bisa dibilang lebih bagus dari OS pendahulunya.
4. Adanya penyesuaian bentuk tampilan dan isi dari OS Linux agar mudah digunakan
oleh pelanggan yang sudah terbiasa menggunakan OS Windows.
Point ini menjadi sangat penting dalam proses awal adaptasi terhadap perubahan (bagi
pengguna secara umum) yang terjadi. Kebiasaan menggunakan OS Windows tentu harus
dijadikan pertimbangan penting. OS Linux yang hendak 'dijual' sedapat mungkin tidak jauh
berbeda dengan OS Windows, baik dari segi tampilannya maupun aplikasiaplikasi
alternatif yang digunakan ketika menggunakan OS Windows, sehingga pengguna tidak
merasa kehilangan fasilitas dan kenyamanan dalam menggunakan jasa warnet.
5. Kebutuhan software pendukung yang sudah ada di System Operasi Linux dan
semuanya OpenSource.
Sebagai penjual jasa, warnet harus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh pelanggan,
temasuk aplikasi aplikasi yang dibutuhkan dalam menggunakan layanan internet, dan Linux
telah mendukung kebutuhan itu semua, mulai dari browser, irc chat, voice chat, aplikasi
perkantoran seperti word, spreadsheet dll, Daftar aplikasi yang dibutuhkan ada pada subbab
pembahasan lainnya.
6. Dukungan driver hardware yang sudah lengkap pada System Operasi Linux.
Sama seperti halnya pemakaian software, dukungan hardware juga harus diperhatikan oleh
sebuah warnet, misalnya disk drive, usbport untuk flashdisk, bahkan sampai teknologi
hardware wifi, linux sudah mendukung itu semua!
7. Optimisme bahwa kemudahan penggunaan System Operasi adalah karena faktor
kebiasaan.
Optimisme sangat diperlukan dalam sebuah bisnis termasuk optimisme bahwa inovasi ini
akan berhasil. Perubahan sebuah kebiasaan tentulah membutuhkan waktu dan usaha yang
keras, sehingga sikap optimis wajib dipunyai oleh para pemilik warnet sebagai modal awal
dalam proses perubahan kebiasaan ini. Kita teringat pada era masih menggunakan DOS dan
WS (Word Star) sebagai aplikasi menulis, ketika Windows muncul tidak serta merta
pengguna WS mau beralih ke Windows dengan Ms Wordnya, butuh waktu dan usaha untuk
membiasakannya, dan ini juga harus diyakini bahwa linux juga akan menjadi kebiasaan jika
kita terus menerus mengenalkannya.
8. Meningkatkan pelayanan bagi pelanggan.
Tentu ini juga merupakan kunci sukses agar pelanggan warnet tetap memilih warnet kita
dengan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan seperti melakukan edukasi bagi yang
masih kesulitan.
9. Melakukan Training penggunaan Linux sebagai System Operasi di warnet.
Memberikan training training adalah salah satu bentuk sosialisasi dan bentuk pemberian
pelayanan bagi pelanggan warnet, sehingga pelanggan menjadi lebih terbiasa dan merasa
mudah dalam menggunakan OS Linux di warnet. Dan training ini bisa menjadi bisnis baru
bagi sebuah warnet.
Dari faktor penimbang diatas maka tidak ada keraguan lagi bagi pengusaha warnet untuk
menggunakan sistem operasi linux dan aplikasi opensource lainnya.
Investasi Warnet Linux
Dalam membangun Warung Internet dibutuhkan persiapan dalam investasi diantaranya
1 Memilih Distro Linux
Distro Linux memang banyak pilihan, namun secara umum yang sering digunakan di
warnet adalah distro distro besar seperti Mandrake, Fedora, Knoppix, Vector Linux dan
Ubuntu/Kubuntu, namun belakangan ini muncul distro distro baru buatan anak negeri yang
memang disusun untuk kebutuhan paket Warung Internet seperti Waroeng IGOS (fedora
base), PC Linux (knoppix base), Pinux (redhat base) dan Solite Linux (kanotix base).
Pemilihan distro ini memang sangat mempengaruhi kebutuhan hardware, atau sebaliknya
pemilihan distro tergantung pada hardware yang sudah dimiliki.
Dari hasil review penulis distro besar seperti Mandrake, OpenSuse dan Fedora Core sangat
cocok untuk hardware dengan spesifikasi setara Pentium VI dengan RAM 512.
Sedangkan Ubuntu / Kubuntu berada pada posisi pertengahan yaitu Pentium III 800 dengan
RAM 256.
Untuk Knoppix, Pinux dan Solite bisa digunakan pada PII dengan RAM 128192.
Sedangkan untuk spesifikasi komputer dibawah itu bisa menggunakan distro DSL, xubuntu,
atau puppy linux.
2 Memilih Hardware
Secara umum dari pengalaman yang ada Linux lebih mementingkan faktor memory RAM,
sehingga untuk kenyamanan dibutuhkan memori minimal 256 Mb dengan processor
Celeron 2,3Ghz atau yang setara, walaupun untuk beberapa distro memori 128 Mb sudah
cukup, dengan processor PII 600Mhz. Jika kita memang mempunyai dana yang cukup dan
jangka panjang ada baiknya menggunakan hardware baru, misal Celeron 2,3Ghz, atau
AMD Sempron 2000 dengan memory 512, dengan pertimbangan kenyamanan dan faktor
keterjaminan hardware karena mempunyai garansi. Namun jika memang kita mempunyai
sdm yang kreatif dan tahu seluk beluk hardware pilihan menggunakan PII dengan ram 256
adalah pilihan yang jitu, cerdas dan hemat.
3 Interior
Pilihan bentuk interior merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam membentuk
karakter sebuah warnet bahkan kadang kesalahan dalam menentukan interior dapat
memberikan kesan tidak nyaman bagi pengguna, atau kadang kesalahan tersebut justru
berakibat pada pemiliknya dikarenakan investasi interior terlalu besar dan mewah.
4 Pengkabelan dan Jaringan
Investasi ini terkadang yang dilalaikan oleh para investor warnet, padahal inilah faktor
penting dalam membangun sebuah warnet, tanpa ada instalasi pengkabelan kelistrikan dan
jaringan, maka tentunya komputer – komputer yang ada tidak bisa saling berkomunikasi.
5 Menentukan ISP
Menentukan ISP memang harus dilakukan sebelum kita memutuskan untuk membangun
Warung Internet karena ini menyangkut juga masalah Studi Kelayakan Bisnisnya
serta
hardware apa saja yang dibutuhkan untuk menggunakan sebuah ISP, apakah modem adsl
atau perangkat wireless.
6 Sumber Daya Manusia
Ini juga merupakan investasi yang harus difikirkan karena SDM yang tahu akan selukbeluk
internet dan warnet akan sangat membantu dalam kesuksesan membangun warung internet,
terlebih warnet yang akan kita bangun adalah warnet linux, sehingga paling tidak team
teknis harus bisa dan tahu tentang linux dan sdm lainnya mempunyai kemauan untuk
belajar.
7 Investasi Operasional
Untuk operasional awal sebuah warnet harus didukung dengan dana cadangan paling tidak
2 bulan berjalan dikarenakan pada masa awal tentunya banyak pengeluaran untuk promosi
dan pencarian pasar, modal awal ini sangat penting tetapi tidak mutlak. Investai
operasional lainnya adalah Billing System karena ini merupakan bentuk pengaturan
management internal khususnya masalah keuangan sekaligus memberikan service
kenyamanan bagi pemakai warnet kita.
Dibawah ini adalah yang perlu diperhatikan dalam membangun warnet :

1.    Pemilihan lokasi
Lokasi yang umumnya sangat strategis untuk usaha warnet/internet café dekat lokasi sekolah /kampus, atau dekat dengan pusat keramaian (tempat nongkrong). Sebagian pihak menyebut bahwa berlokasi dekat dengan kegiatan mahasiswa menguntungkan bagi Warnet. Alternatif pengunjung lain adalah kelompok pekerja. Lokasi sangat penting karena bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan usaha warnet ini.

2.    Jumlah komputer
Investasi komputer dalam jumlah banyak adalah faktor penting berikutnya. Selain tingkat utilisasi pemakaian koneksi Internet lebih tinggi, jumlah komputer yang memadai akan menghindarkan pengunjung dari menunggu terlalu lama atau meninggalkan Warnet. Konsekuensi jumlah komputer ini diikuti oleh investasi yang lebih besar untuk ongkos koneksi Internet.
3.    Komputer (Hardware & Software)
Untuk komputer (khusus untuk warnet), carilah komputer yang layak namun tidak mahal. Carilah sesuai spesifikasi dan kebutuhan yang pas karena di warnet pasti user yang datang hanya untuk sekedar browsing atau chatting. Untuk software gunakan yang asli.
4.    Network / Jaringan
Jaringan yang digunakan menggunakan topogfari jaringan type STAR. Untuk jenis networknya menggunakan jenis LAN (Local Area Network). Beberapa perlatan standar yang dibutuhkan  antara lain : HUB atau SWITCH HUB, 1 PC untuk dijadikan router , dan cable network (sebaiknya dibeli 1 rol untuk persiapan/penggantian kabel nantinya) , ethernet card atau sering disebut LAN card dan juga connector (RG 45).
5.    Biaya listrik
Biaya listrik per bulan ditentukan oleh kebutuhan listrik dari warnet tersebut. Untuk memperkirakan biaya listrik yang wajar tentu harus di analisa dulu seberapa besar kebutuhan daya listrik. Untuk 10 unit komputer, disarankan adalah minimal 6600 watt. Perkiraan biaya listrik untuk daya sebesar itu biasanya berada di kisaran Rp 900.000 s/d Rp 1.500.000 per bulan.
6.    Biaya koneksi per bulan
Pilihan koneksi sangat beragam dan bergantung kepada lebar bandwidth, media koneksi, kualitas dll. Lebih baik untuk menentukan dulu kebutuhan bandwidth anda baru berbicara biaya koneksi. Untuk mengetahui berapa biaya koneksi per bulan dapat dilihat dari situs-situs ISP di Indonesia.
Membangun Warnet yang Kompetitif
Yang menentukan adalah kemampuan manajemen warnet tersebut apakah bisa bertahan menghadapi persaingan. Persaingan di sini harus dilihat secara general. Saingan warnet bukan cuma warnet tetangganya. ISP juga saingan warnet, sebab ada produk-produk layanan mereka yang bersaingan langsung dengan warnet. PC/Notebook murah juga saingan warnet.
Kombinasi antara PC/Notebook murah dan Produk ISP yang murah atau akses Wifi gratis adalah ancaman yang nyata bagi keberadaan Warnet. Karena itu, warnet harus bisa menempatkan target pasar dan pelayanannya dengan tepat jika tidak ingin tersingkir dari persaingan. Secara garis besar yang dibutuhkan untuk mendirikan warnet adalah Personal Komputer baik untuk yang disewakan (client), maupun server gateway dan server billing multimedia, Bilik atau meja dan kursi, pengkabelan listrik dan pengkabelan jaringan, hub switch, printer, scan, heatset dan webcam (optional), billing system, modem adsl atau perangkat
wireless / accesspoint, ups minimal untuk billing dan sever, peralatan kantor, media komunikasi semacam telepon / sellular serta layanan pendukung lainnya seperti snack dan
minuman ringan.
Simulasi Laba Usaha Warnet 1 Bulan :
PemasukanSewa Internet     : Rp. 9.000.000,00
Softdrink & Snack : Rp.   300.000,00
Total             : Rp. 9.300.000,00

PengeluaranBandwith          : Rp. 1.700.000,00
Listrik           : Rp.   800.000,00
Maintenance       : Rp. 1.000.000,00
Gaji Operator     : Rp. 1.500.000,00
Lain-lain         : Rp.   200.000,00
Total             : Rp. 5.700.000,00

KeuntunganLaba Bersih       : Rp. 9.300.000,00 - Rp. 5.700.000,00
                  : Rp. 4.100.000,00
 
Sumber : www.google.co.id 

Membangun Usaha Server Pulsa All Operator

6 komentar


Bisnis pulsa kini sudah sangat menjamur dimana-mana. Baik di perumahan atau perkampungan pasti ada sedikitnya sebuah counter pulsa. Mengingat kali ini handphone sebagai kebutuhan primer dan pasti membutuhkan pulsa untuk dapat menelfon dan sms atupun untuk access data. Bahkan kali ini orang-orang cenderung memiliki lebih dari satu handphone, bisa anda bayangkan keuntungannya jika kita memiliki Server Pulsa. Tapi pernahkah anda bayangkan bagaimana membuat usaha Server Pulsa  yang menjual pulsa ke counter-counter pulsa? Sulit atau tidak usaha tersebut? Mari coba kita bahas bagaimana cara mendirikan sebuah server pulsa.

Persiapan dan perlengkapan dalam mendirikan Server Pulsa All Operator yaitu selain software, di perlukan beberapa hardware untuk mendukung dan melakukan kinerja dari software tersebut, adapun hardware yang di perlukan adalah:
1.   Seperangkat Cpu ( Minimal )
·   Prosessor Pentium 4  Speed 2.6 GHz
·   Memory 1 GB (Gigabyte)
·   Hardisk 40 GB rpm 7200
·   Vga external 256 Mb
·   Power Supply 550 Watt Pure ( Stabil )

2.   Monitor 15 Inch ( standart )
·   Disarankan monitor LCD 15 s/d 22 Inch, resolusi min 1440 x 900

3.   Handphone GSM Siemens ( C55, C60, M55 atau MC60 )

4.   Handphone CDMA Nokia type 6235

5.   Kabel Data USB

6.   USB External 7 atau 16 port dengan power supply external
 
KEBUTUHAN PERANGKAT KERAS PENDUKUNG

1.   UPS ( Supply Tenaga Listrik Cadangan )

2.   Genset ( Optional )

G. PERSIAPAN CHIP
1.   Chip Mkios                : untuk produk Telkomsel
2.   Chip Mtronik            : untuk produk Indosat
3.   Chip Dompet Pulsa  : ( Dompul)  untuk produk Excelcom
4.   Chip Fkios                 : untuk produk Telekom
5.   Chip Multi                 : untuk produk Multi Operator

Chip di atas adalah standard dasar yang ideal untuk pembuatan server pulsa bagi pemula. Sedangkan, untuk yang sudah berjalan dan menengah hingga yang lebih besar, tentu jumlah Chip tersebut lebih global dan kompleks yaitu ada Chip Freen,Esia,Smart, Three, Dll.

Namun bagi pemula yang mempunya dana terbatas, chip tersebut diatas  bisa di ganti dengan cara pengambilan via Multi dari penyedia Server Pulsa All Operator lain, dengan sebuah konsekuensi harga menjadi lebih mahal. Dan jika usaha yang telah dirintis tersebut sudah berkembang dan maju, tinggal menambah atau mengganti chip-chip tersebut, satu persatu sesuai perkembangan pasar yang diinginkan.

PERKIRAAN ANGGARAN YANG DI PERLUKAN :

Perhitungan jika menggunakan 5 Chip di atas adalah sebagai berikut :
1 x Chip Mkios               1 x Handphone + Kabel Data
1 x Chip Mtronik           1 x Handphone + kabel Data
1 x Chip Dompul           1 x Handphone + Kabel Data
1 x Chip Fkios               1 x Handphone + Kabel Data
1 x Chip Multi               1 x Handphone + Kabel Data

Kebutuhan untuk menerima dan membalas SMS :
1 x Modul Center         1 x Handphone + Kabel Data

Modul Penerima SMS transaksi dari member :
1 x Modul Center         1 x Handphone + Kabel Data
Modul pengirim SMS status dan jawaban transaksi dari member

Dapat dijelaskan disini bahwa server yang dibangun tersebut menggunakan 5 (Lima) Chip yang berfungsi sebagai chip transaksi + 1 Chip yang berfungsi sebagai modul center dan 1 Chip yang berfungsi sebagai modul sender. Jadi total peralatan yang di butuhkan adalah 7 Set Handphone dan Kabel Data.

Untuk menunjang kelancaran koneksi antara kabel data dengan komputer dibutuhkan perangkat keras (hardware) tambahan berupa Port Usb External dengan menggunakan sumber daya (power supply) dari luar, mengingat jumlah slot Port Usb bawaan komputer secara umum berjumlah 2 sampai 6 Port. Jadi diperlukan 1 Port Usb External. Perhitungan Anggaran kebutuhan perangkat keras (hardware) yang di perlukan adalah sebagai berikut

Harga HP C55                      =  Rp. 275.000,-

Harga HP CDMA (FKios)    =  Rp. 600.000,-

Harga Kabel Data                =  Rp.   40.000,-

Port Usb External                =  Rp. 275.000,-

Supaya server dapat melakukan transaksi, diperlukan pembelian stock atau deposit kepada pihak distributor / operator. Sebagai asumsi awal, deposit untuk masing-masing chip sebesar Rp. 500.000,- sedangkan balasan transaksi yang dilakukan member, diperlukan pengisian pulsa untuk sms sender, diasumsikan sebesar Rp. 30.000,- untuk 2.000 SMS. Sedangkan untuk menghidupkan sms senter sebagai penerima sms transaksi dari member, diasumsikan sebesar Rp. 10.000,-. Sedangkan untuk Software Full Version versi pemula, sebesar Rp. 2.000.000,-. Jadi perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun bisnis server pulsa isi ulang adalah sebagai berikut :


Namun, Jika anggaran ini masih dianggap terlalu besar bagi pemula, pengambilan Chip sementara bisa menggunakan 1 Chip Multi Operator.
Sehingga total kebutuhan yang di butuhkan adalah sbb :

Perhitungan jika menggunakan 1 Chip :
1 x Chip Multi         1 x Handphone + Kabel Data
Kebutuhan untuk menerima dan membalas SMS
1 x Modul Center Sender     1 x Handphone + Kabel Data
Modul Penerima sekaligus sebagai pengirim SMS transaksi dari
dan ke member

Jadi perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun bisnis server pulsa isi ulang dengan dana terbatas
adalah sebagai berikut :


Jadi dengan hanya bermodalkan Rp 3.417.000,-
Anda sudah mempunyai Usaha " Server Pulsa All Operator "

Catatan :
Perhitungan modal tersebut tidak termasuk untuk Komputer dan UPS

Bagaimana dengan perhitungan keuntungan Bisnis Server Pulsa All Operator ?

Perhitungan keuntungan atau laba dapat kita uraikan sebagai berikut :
Diasumsikan penerapan keuntungan secara proporsional, sesuai dengan besaran nilai voucher tersebut. Keuntungan penyedia Server pulsa adalah Rp 100 s/d Rp 2.000 per produk atau Kode Voucher.

Sebagai Contoh :
Isi ulang untuk voucher Rp   5.000 = Profit Rp 100,-
Isi ulang untuk voucher Rp 10.000 = Profit Rp 200,-
Isi ulang untuk voucher Rp 50.000 = Profit Rp 500,-

Semakin tinggi nominal,semakin besar Profit yang diterapkan. Sebagai asumsi, untuk Outlet atau counter kecil biasanya transaksi per hari, berkisar antara 25 sampai dengan 150 transaksi.
Jika Anda mempunyai 50 member atau counter, maka profit yang didapat per hari dapat dihitung sebagai sebagai berikut :

·   Kita ambil rata-rata transaksi counter per hari adalah 50 transaksi
    Total transaksi per hari  = 50 counter x 50 transaksi  = 25.000 transaksi
·   Jika kita hitung profit rata-rata per transaksi adalah Rp. 200,-
·   Maka profit anda perhari adalah total transaksi x profit

Hasilnya adalah 25.000 transaksi x Rp. 200,- = Rp. 500.000,-
Nah jadi keuntungan kita per hari sebesar Rp. 500.000.
Keuntungan dalam satu bulan adalah
Rp. 500.000 x 30 Hari = Rp 15.000.000,-

WOW !!! Mangstab gan  !!!

Padahal, masih ada beberapa produk voucher yang nilai profit per produknya diterapkan di atas Rp. 200. Semakin banyak member atau anggota,semakin banyak jumlah transaksi yang di dapat dan semakin besar pula ke untungan atau profit yang anda didapat.

Sedangkan untuk mencari anggota, tidak harus selalu pedagang atau counter atau Outlet HP. Teman2 kerja, atau relasi atau sanak saudara pun bisa Anda ajak dan turut merasakan hasil bisnis ini.

Mereka hanya cukup menyediakan 1 Handphone dan 1 kartu perdana yang tinggal anda daftarkan atau registrasi di Server All Operator anda. Dan anda tinggal memikirkan alokasi stock dan memberikan pelayanan terbaik untuk member anda.

Bagaimana menurut anda, cukup menggiurkan bukan bisnis Server Pulsa All Operator? Anda bisa memulainya dengan panduan diatas dan jangan lupa pertahankan kualitas dan layani pembeli layaknya raja :D 

Sumber : www.google.co.id